Merantau ke Kota

TheNewClubs – Hari ini aku pindah ke kota untuk mencari ayahku yang telah lama meninggalkanku dan ibuku sejak aku kelas 6 SD.

Pertama kali turun dari kereta aku tidak tau tujuanku kemana karena baru pertama kali ini aku ke kota. Di kota sangat ramai dan macet di sepanjang jalan. Keluar dari stasiun aku berjalan mencari kerjaan dan kontrakan.

Setelah berjalan tidak jauh dari stasiun aku melihat ada sebuah pabrik yang sedang membutuhkan seorang satpam. Aku pun segera mengajukan surat lamaran di pabrik itu.

Setelah itu aku melanjutkan mencari konrakan yang dekat pabrik itu walaupun belum tentu aku keterima. Aku dapat kontrakan yang lumayan murah dan ibu kosnya juga baik.

Besoknya aku dapat panggilan unuk interview di pabrik itu, dan aku pun segera mandi lalu bersiap-siap berangkat ke pabrik. Selesai interview aku diterima dan boleh masuk mulai besok. Aku pun sangat senang dan segera telephone ibu dikampung.

Esoknya aku mulai masuk bekerja di bagian satpam, untuk berjaga shift pagi di minggu pertama untuk minggu ke dua bekerja di shift malam.

Setiap hari selasa aku libur bekerja, dan saat libur aku bekerja sampingan yaitu ikut mengukir pintu, kursi jendela, dan lain-lain tergantung yang memesan ukirannya.

Yang memiliki mebel sebelah kontrakan, tugasku hanya mengukir saja saat waktu luang dan aku pun mengerjakannya diteras kontrakan.

Akhir bulan ini pemilik pabrik akan mengadakan kunjungan ke pabrik dan merayakan ulang tahun pabrik yang ke 47 tahun. Semua diminta untuk memakai pakaian batik.

Karena aku tidak membawa kemeja batik waktu kekota hanya membawa 2 kemeja, 7 celana, dan 5 kaos, jadi aku pergi kepasar sepulang kerja untuk mencari kemeja batik.

Setelah muter-muter pasar aku menemukan kemeja batik yang pas buatku. Selesi membeli Kemeja batik aku ke swalayan untuk membeli semir sepatu. Sesampai di kontrakan aku menyetrika kemeja batik dan celana, selesai menyetrika aku menyemir sepatu.

Pagi ada pemadaman listrik aku tidak bisa memasak nasi untuk sarapan, jadi aku buru-buru berangkat agar bisa sarapan dan minum kopi di warung depan pabrik.

Jam masuk kerja sudah dimulai, dan pemilik pabrik akan segera datang. Kita semua bersiap menyambut pemilik pabrik, waktu pemilik pabrik keluar dari mobil aku sedikit tidak asing dengan salah satu orang yang juga 1 mobil dengan beliau.

“itu yang pakai jas biru siapanya bos besar bang?’’ tanyaku berbisik ke Pak Udin(satpam)
“itu menantunya bos besar Rick.” Jawab Pak Udin.
Sekilas mirip sekali dengan ayahku yang telah meninggalkanku selama 9tahun.

Saat acara potong tumpeng banyak karyawan yang memfoto, aku pun ikut memfoto tetapi aku fokuskan ke pria yang memakai jas biru tersebut. Setelah selesai acara bos besar pun menaiki mobil dan pulang. Tiba-tiba berhenti di pagar disebelah aku berdiri.

Aku diberi uang oleh bos besar, aku sengaja memandangi pria jas biru tersebut agar aku bisa melihat wajahnya dengan jelas dan pria jas biru itu tiba-tiba seperti kaget melihatku.

Aku pun mencoba mencari tahu tentang pria tersebut ke pak udin, kata Pak Udin pria tersebut dulu karyawan disini dan disukai oleh anak bos besar hingga akhirnya menikah mempunyai anak 3 perempuan semua.

Sepulang kerja aku langsung mengirim foto pria jas biru tersebut ke ibuku dikampung. Ibu pun langsung menelephoneku bertanya banyak tentang foto tersebut. Aku pun juga menyamakan dengan foto ayah yang aku punya dengan pria jas biru tersebut sangat mirip.

Beberapa hari kemudian pria tersebut menanyakanku ke pak Udin. Pak Udin pun menjelaskan jika tujuanku datang ke kota adalah mencari ayahnya yang telah lama tanpa kabar, tujuan ke 2 mencari kerjaan.

Pak Udin juga memberitahu alamat kontrakanku, saat itu kebetulan aku sedang libur kerja.Pria itu pun mendatangiku dikontrakan saat aku sedang mengukir pintu, dan benar ia adalah ayahku.

Ia mengaku bersalah karena telah meninggalkanku dan ibuku, ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pabrik. Karena takut aku dan ibuku kenapa-kenapa jadi ayahku pung mengiyakan untuk menikah dengan anak pemilik pabraik.

Ia memelukku dan meminta maaf terus menerus, aku pun menangis dan bilang ke ayah untuk menceraikan ibu agar ibu tidak menunggu ayah terus menerus dan ibu bisa menikah lagi memiliki keluarga baru.

Ayah pun memberi uang dalam jumlah besar,
“Aku tidak bisa menerima ini yah, aku datang ke kota untuk mengerti keadaan ayah bukan untuk meminta uang ke ayah.” Ucapku saat ayah memberikan uang ke aku.

“Anggap ini uang sekolahmu, jajanmu dan keperluan selama ini yang tidak pernah ayah kasih Ricky, tolong terima uang ini untuk kamu buka usaha sesuai hobby kamu, dan bisa membawa ibumu pindah kekota ini.” Ucap ayahku sambil menangis

Akhirnya aku pun menerima uang itu, dan aku bercerita kepada ayang tentang hidupku selama ini dikampung. Tidak terasa sudah sore ayah pun pulang, sebelum pulang ayah memberitahu kalau ada apa-apa bisa hubungi ayah dan usaha apa yang ingin aku tekuni ayah akan bantu.

Setelah aku berfikir panjang aku ingin membuka rumah makan untuk ibuku yang hobby memasak, terus aku membuka bengkel di sebelah rumah makan agar orang tidak bosan menunggu dibengkel bisa menunggu di rumah makan.

Setelah aku bercerita kepada ayah dan ayah pun langsung mempersiapkan lokasi yang bagus untuk aku membuka usaha tersebut. Rumah makannya aku beri nama Rahayu sesuai dengan nama ibuku, sedangkan bengkelnya sesuai dengan namaku Ricky.

Setelah semua jadi aku mengundurkan diri dari pabrik dan menyusul ibuku ke kampung. Dikampung aku juga mengajak teman baikku untuk bekerja di bengkel baruku.

Selain mengajak teman dan ibuku, aku juga mengajak nenekku yang sudah tua. Karena ayah juga memberiku mobil jadi aku menjemput nenek, ibu dan temenku dengan mobil tanpa harus menunggu kereta lagi.

Sampai dikota aku langsung menunjukan rumah makan dan bengkel yang baru aku bangun dengan ayah. tetapi aku belum memberitahu ibu jika ayah sudah memiliki istri baru. Ibu pun terlihat sangat bahagia. Kami pun tinggal di lantai 2 rumah makan Rahayu.

Malamnya saat kita makan malam bersama ibu menanyakan keberadaan ayah.
“Rick, ayah kamu ndak ikut tinggal disini?” tanya ibu.
“Iya, nenek sudah kangen banget sama ayah kamu. Dia pasti sedih kalau tau kakek kamu sudah meninggal.” Saut nenek.

“Nek, bu.. sebenarnya ayah selama ini tidak member kabar dan tidak pernah pulang karena ayah sudah nikah dengan anaknya bos besar, bos pabrik di sebrang sana itu.” Jawabku sambil menunjukkan posisi pabrik disebrang.
Nenek dan ibu langsung kaget.

“Jadi ayahmu nikah lagi selama ini.” Saut nenek.
“Iya nek, sebenarnya ayah takut kalau kita kenapa-kenapa karena menikahnya ayah dipaksa oleh bosnya. Jadi sekarang kita mulai usaha ini dari awal semoga lancar terus.” Jawabku mendelaskan.

Ibu hanya terdiam, mungkin karena sejak dulu sudah dikecewakan oleh ayah dan ibu juga sudah terbiasa sendiri jadi terlihat biasa saja mendengar ceritaku.

Hari pertama buka kita memberi diskon 40%, dan lumayan rame sebelum malam pun sudah kehabisan. Di hari ke dua ayah mendatangi rumah makan kamu, ayah bersujud dikaki nenek, nenek pun langsung naik dan tidak mau berbicara kepada ayah.

Sedangkan ibu mau berbicara berdua dengan ayah, dan aku memperhatikan dari kejauhan. Hatiku sangat senang bisa melihat ayah dan ibu tidak saling marah, aku juga tau ibu pasti tidah mau marah dengan ayah karena mengajarkan aku.

Selama ini aku sangat benci dengan ayah karena telah meninggalkanku. Tetapi ibu selalu mengajarkan aku menjadi orang baik yang bisa memaafkan kesalahan orang lain.

Apapun keputusan mereka aku pasti mendukungnya. Walaupun akhirnya harus bercerai aku akan selalu sayang mereka.

Ayah sering datang dan menemaniku dibengkel, karena sekarang ayah yang mengurus pabrik jadi bisa sering-sering datang ke bengkelku.

Aku sangat senang bisa berbagi cerita dengan ayah dan bisa olahraga bareng dengan ayah dan selalu bersama-sama ayah kebahagiaanku semakin sempurna karena ibu dan ayah sangat akur dan kompak untuk membuatku bahagia. Walaupun semua tanpa sepenetahuan istri ke dua ayah.

 

 

You May Also Like

About the Author: administrator

Leave a Reply

Your email address will not be published.